Alamat
Telp/Fax: 0274-562171 | 0274-540009
Telp/Faks: 021-3918318
Telp/Faks: 021-7260492
Program ‘Aisyiyah
Pemberdayaan ekonomi menjadi kerja strategis ‘Aisyiyah di tengah problem kesejahteraan ekonomi yang masih dialami kebanyakan masyarakat, khususnya perempuan sebagai pihak yang terdampak secara langsung atas kemiskinan. ‘Aisyiyah berupaya meningkatkan taraf hidup melalui program Bina Usaha Ekonomi Keluarga (BUEKA), Sekolah Wirausaha ‘Aisyiyah, peningkatan ketrampilan usaha bagi perempuan miskin, pemberdayaan kelompok tani, nelayan, dan peternak dan penguatan posisi serta kondisi usaha mikro kecil yang dikelola perempuan dalam hal akses dan kontrol terhadap sumber daya ekonomi. ‘Aisyiyah juga menguatkan koperasi sebagai pilar kesejahtaraan ekonomi perempuan. Saat ini‘Aisyiyah telah mengelola 475 koperasi, mengembangkan 3235 BUEKA, menyelenggarakan 39 titik SWA offline dengan 3194 alumni, 41 titik SWA online dengan 3060 alumni, mendorong Gerakan Lumbung Hidup‘Aisyiyah di 442 titik, serta mendampingi 80 Pekerja Migran Indonesia di Jawa Timur.
‘Aisyiyah mendorong perempuan untuk menjadi warga negara aktif dengan mengambil peran pada perencanaan, implementasi, hingga evaluasi pembangunan di semua level termasuk desa sebagai entitas wilayah yang idealnya menjadi sentrum Pembangunan untuk peningkatan kesejahteraan warganya. Melalui pendidikan kewarganegaraan baik dalam forum pelatihan, pengajian, dan diskusi, ‘Aisyiyah membangun kesadaran kritis perempuan sebagai warga negara. Selain itu, untuk mendorong keterlibatan perempuan dalam pengambilan kebijakan di tingkat desa, ‘Aisyiyah menginisiasi forum warga perempuan sebelum pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa dan mendorong kadernya aktif dalam kelembagaan yang ada di tingkat desa.
Kontribusi nyata ‘Aisyiyah di bidang pendidikan meluas dari pendidikan formal, non formal, maupun informal. Dalam bidang pendidikan formal, ‘Aisyiyah mengelola pendidikan mulai dari tingkat PAUD/TK, Pendidikan Dasar dan Menengah, sampai Perguruan Tinggi.
Majelis Pendidikan Tinggi (Dikti) berfungsi sebagai penyelenggara usaha bidang pendidikan tinggi sesuai kebijakan Organisasi. Majelis ini berfungsi :
1. Melaksanakan kebijakan Pimpinan Organisasi dalam menyelenggarakan :
a. Amal usaha bidang pendidikan tinggi;
b. Kajian tentang Al-Islam dan Kemuhammadiyahan/ Keaisyiyahan sebagai kurikulum Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah; 2. Melakukan kajian tentang sistem Pendidikan Tinggi .
3. Memberikan masukan kepada Pimpinan organisasi sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan penyelenggaraan pendidikan tinggi dan lingkungan hidup.
Saat ini ‘Aisyiyah memiliki 10 Perguruan Tinggi dengan 3 Universitas yakni Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Bandung, dan Surakarta.
Penguatan sumber daya manusia merupakan kebutuhan vital Muhammadiyah-‘Aisyiyah untuk menjaga keberlangsungan dakwah persyarikatan. ‘Aisyiyah melakukannya melalui perkaderan secara terencana, periodik, dan berkesinambungan. Hal ini dilakukan antara lain melalui Baitul Arqam, pelatihan kepemimpinan, kajian intensif, dan model kajian lainnya agar mampu menumbuhkan perempuan-perempuan yang dapat berperan sebagai kader persyarikatan, kader umat, dan kader bangsa. Melalui pengkaderan, diharapkan menumbuhkan kader-kader yang punya militansi dakwah, memiliki kemampuan kepemimpinan yang mumpuni dan mampu menjadi motor penggerak perubahan sosial dalam masyarakat untuk menjawab problem keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan.
‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan islam berkemajuan memiliki misi di bidang seni, budaya, dan olahraga. ‘Aisyiyah memandukan bagaimana melakukan apresiasi terhadap budaya, memperkaya nilai-nilai ruhaniah dan mentalitas untuk membentuk perilaku manusia yang penuh makna. ‘Aisyiyah berpartisipasi dalam melestarikan dan mengembangkan nilai budaya seni yang ada di masyarakat yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Selain itu, ‘Aisyiyah juga mengimplementasikan tuntutan da’wah kultural sebagai sarana penanaman nilai-nilai budaya Islami dalam masyarakat; serta mengembangkan apresiasi seni masyarakat yang religius, mengembangkan budaya membaca pada pencerahan akal budi dan akhlak dalam kerangka dakwah Islam.
Dalam tradisi ‘Aisyiyah, tabligh dilakukan dengan santun, penuh kasih sayang, dan bijak
sebagaimana merujuk pada ajaran Islam dalam al-Qur’an. Kekuatan tabligh ‘Aisyiyah terletak pada banyaknya kelompok pengajian di tingkat jama’ah sebagai wadah strategis penyampaikan pesan yang bersifat mencerahkan dan meneguhkan. Materi pengajian
tidak saja mencakup hubungan manusia dengan Tuhan (Hablun Minallah), tapi juga hubungan manusia dengan manusia (Hablun Minannaas) sehingga terkait juga dengan
kehidupan sehari-hari para jamaah. Tabligh dan Ketarjihan ini mendasarkan dakwah dengan nilai-nilai Islam yang progresif, nilai Islam berkemajuan dan bagaimana nilai-nilai ini menjawab berbagai problem dalam masyarakat menuju keluarga sakinah dan masyarakat yang damai, adil, Makmur, dan sejahtera. ‘Aisyiyah Tabligh dan Ketarjihan ‘Aisyiyah juga berupaya mewujudkan Keluarga Sakinah dengan mendirikan Biro Konsultasi Keluarga Sakinah ‘Aisyiyah (BIKSSA) di tingkat komunitas.
Spirit teologi ‘al-Ma’un yang menjiwai gerakan Muhammadiyah-‘Aisyiyah tampak dalam berbagai aktivitas dakwah ‘Aisyiyah. Sebagaimana ditunjukkan dengan keberpihakan ‘Aisyiyah pada kelompok masyarakat terpinggirkan seperti masyarakat miskin, masyarakat korban bencana, perempuan korban kekerasan, anak terlantar, dan kelompok penyandang disabilitas. ‘Aisyiyah pada masa awal berdiri telah mendirikan lembaga yang menaruh kepedulian pada anak yatim maupun piatu dengan mengelola Panti Asuhan (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak). Para lansia yang angkanya makin tinggi di Indonesia juga tidak luput dari perhatian ‘Aisyiyah melalui kegiatan-kegiatan produktif, seperti Pos Layanan Terpadu Lansia dan Day Care Lansia.
Dalam gerak dakwahnya di bidang sosial, ‘Aisyiyah mengembangkan berbagai amal usaha yakni 188 Panti Asuhan, 23 Panti Difabel, 214 Daycare Lansia, 135 Bakesos, 26 Panti Lansia, dan 2 Rumah Sakinah.
Peningkatan derajat kesehatan masyarakat, khususnya perempuan, bayi, dan anak merupakan fokus dakwah ‘Aisyiyah sejak awal berdiri. Dakwah ‘Aisyiyah di bidang kesehatan dilakukan berbasis pada pelayanan kesehatan maupun pemberdayaan di tingkat jamaah/komunitas, antara lain dengan meningkatkan upaya penurunan angka kematian ibu melahirkan, upaya penurunan angka kematian bayi dan balita dengan prioritas program, seperti pencegahan stunting, imunisasi, ASI eksklusif, pemberian gizi seimbang, dan tumbuh kembang anak.
Dalam dakwah kesehatan reproduksi, gerakan ‘Aisyiyah berbasis pada nilai-nilai Islam yang berkemajuan, serta memuliakan laki-laki dan perempuan tanpa diskriminasi; bahwa perempuan diberi kemuliaan dan perlindungan dalam menjalankan peran-peran reproduksi.
Untuk meningkatkan layanan Kesehatan, Aisyiyah mengelola dan mengembangkan amal usaha kesehatan yaitu 20 RS Umum dan 50 Klinik yang tersebar di seluruh Indonesia. ‘Aisyiyah juga mendorong dan bekerjasama dengan pemerintah dan banyak pihak untuk mendorong pemenuhan hak-hak kesehatan warga masyarakat tanpa kecuali (inklusif).
Pengembangan pendidikan merupakan salah satu core dakwah ‘Aisyiyah sejak awal berdiri hingga kini. ‘Aisyiyah merupakan ‘Sang Pemula’ pengembangan pendidikan anak usia dini melalui pendirian Frobel School pada tahun 1919 di Yogyakarta. Frobel School kemudian berkembang dan tersebar di penjuru negeri hingga luar negeri dengan nama TK ‘Aisyiyah Bustanul Athfal.
Kontribusi nyata ‘Aisyiyah dalam bidang pendidikan adalah kontribusi bagi pengembangan sumber daya manusia bangsa ini. ‘Aisyiyah juga menunjukan kontribusinya dengan tidak hanya mengelola amal usaha pendidikan formal, tetapi juga informal, maupun non formal.
Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) ‘Aisyiyah berfungsi sebagai penyelenggara usaha bidang pendidikan dasar dan menengah sesuai kebijakan organisasi. Ruang lingkup Pendidikan Dasar dan Menengah ‘Aisyiyah adalah :
1. Pendidikan Usia Dini (PAUD) meliputi PAUD formal yakni Taman Kanak-kanak, Bustanul Athfal, SLB dan PAUD non formal meliputi Kelompok Bermain/Play Group, Taman Pengasuhan / Penitipan Anak (TPA), Satuan PAUD Sejenis./ TBA (Taman Bina Anak) dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPQ);
2. Pendidikan Dasar adalah merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, meliputi : Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama (SMP) , Madrasah Tsanawiyah (MTS), Sekolah Luar Biasa (SLB), Pondok Pesantren , dan bentuk lain yang sederajat;
3. Pendidikan Menengah adalah merupakan lanjutan pendidikan dasar, meliputi : Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah ’Aliyah (MA), Sekolah Luar Biasa (SLB), Pondok Pesantren, dan bentuk lain yang sederajat;
4. Pendidikan Non formal adalah pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal,meliputi Madrasah Diniyah, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan Remaja, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan kesetaraan, pendidikan ketrampilan, dan pelatihan kerja, dan bentuk lain yang sejenis;
Amal usaha ‘Aisyiyah bidang Pendidikan Dasar dan Menengah yakni 20.125 lembaga pendidikan anak usia dini; 4.398 lembaga pendidikan setingkat SD, SMP, dan SMA; 3.904 lembaga Keaksaraan Fungsional.